ANALISIS KERAWANAN LONGSOR BERBASIS SPASIAL DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG

Chaeril Chaeril, Amir Tjoneng, Saida Saida

Abstract


This research was conducted with the aim of: 1) To identify the pattern (mapping) of prone landslide in Bantimurung Bulusaraung National Park, 2) To compile the analyze of prone landslide classification in Bantimurung Bulusaraung National Park, 3) To plan a strategy which can be applied for minimalizing the prone landslide in Bantimurung Bulusaraung National Park. Research was conducted on two regencies located in Bantimurung Bulusaraung National Park, Pangkep and Maros. Research was conducted from April to July 2017 using the secondary data which proccees by SIG and count by Storie’s Index method. As the factors are rainy drops, soil type, slope area, geology type, vegetation/land cover and human. The advanced analyze considering the zonation of Bantimurung Bulusaraung National Park. The results of analyzing, are 1) The research’s area in Maros contains prone and very prone wider than in Pangkep, 2) the soil type, geology type and slope area find in very prone landslide’s area, 3) The traditional zone which contains prone class and very prone class is in Mallawa, 4) Similarly condition for special zone which contains prone class and very prone class is in Mallawa. The strategy can be applied according to analyzing by Storie Index, are 1) planting and rehabilitation in open area, 2) the using of farm area in slope and steep area, applied by terraces model, 3)making socialization for the community in Prone Area and Very Prone Area, early anticipating landslide case



Keywords


prone landslide; spatial; national park; zonation; storie index

References


Badan Meteorologi dan Klimatologi. Curah Hujan dan Potensi Bencana Gerakan Tanah, 2008.Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. Klasifikasi Penutupan Lahan Tahun 2010. SNI No. 7645:2010. Jakarta

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun Penanggulangan Bencana. Jakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros. 2016. Kabupaten Maros Dalam Angka 2016. Maros. Maros

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkep. 2016. Kabupaten Pangkep Dalam Angka 2016. Pangkep

Balai TN Bantimurung Bulusaraung, 2008, Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Periode 2008-2027 Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Maros

_________. 2012, Laporan Profil Daerah Penyanga Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Maros

_________. 2015, Zonasi BTN Bantimurung Bulusaraung, Maros

_________. 2016. Rencana Pengelolan Jangka Panjang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung 2016-2025. Maros

Beni Raharjo 2015, Belajar ArcGis Desktop 10.2/10.3 Indonesia, Geosiana Press

Benny N Joewono, 2011. Kompas.com. Banjir Bandang dan Tanah Longsor, 4 Warga Pangkep Tewas, 24 April 2011

Dedi Hermon, 2014. Geografi Bencana Alam, Rajawali Press. Jakarta

Departemen Kehutanan. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta

Departemen Kehutanan, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta.

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2004.Manajemen Bencana Tanah Longsor. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0305/22 /0802.htm. [15 Desember 2007].

Edy Prahasta. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika Bandung. Bandung:

Fheny Fuzi Lestari, 2008. Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Kabupaten Bogor. IPB. Bogor

Hardjowigeno Sarwono . 2007. Ilmu Tanah. Akademika. Pressindo. Jakarta

Hary Christadi Hardiatmo. 2012. Tanah Longsor dan Erosi, Kejadian dan Penanganan. Jakarta

Hariadi Kartodiharjo. 2008. Dibalik Kerusakan Hutan dan Bencana Alam. Wana Aksara. Banten

Hasan Basri, 2016, “Waspada, Inilah 10 Wilayah Rawan Longsor di Sulawesi Selatan, Makassar.”http://makassar.tribunnews.com/2016/04/23/waspada-inuilah-10-wilayah-rawan-longsor-di-Sulsel, Diakses pada tanggal 30 Maret 2017

Hasnawir. 2011. Intensitas Curah Hujan Memicu Tanah Longsor Dangkal Di Sulawesi Selatan (Rainfall intensity induced shallow landslides in South Sulawesi, Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Makassar.

Herdianto Gani, 2014. Skripsi Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kota. 2015

IUCN-International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 1994. Guidelines for Protected Areas Management Catagories. IUCN Commission on National Parks and Protected Areas (CNPPA). Gland: IUCN

Janu Muhammad, 2012. https://1janumuhammad.wordpress.com/2012/12/30/ pengertian-tanah-longsor/) Diakses pada tanggal 30 Maret 2017

Kementerian Kehutanan. 2011. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Kementerian Kehutanan. Jakarta

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015. Peraturan Pemerintah No 76 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional, Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. Jakarta.

Khori Sugianti, dkk. 2014. Pengklasan Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Daerah Sumedang Selatan Menggunakan Metode Storie. ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638 Ris Geo.Tam Vol.24, No.2 Desember 2014 (93-104)

Muhammad Noorwantoro, Donny Harisuseno, Runi Asmaranto. 2013. Analisa Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Di DAS Upper Brantas Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Universitas Brawijaya: Malang.

Muhamad Sholahuddin MS. 2015. SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara). Sistem Informasi, Fasilkom, Udinus.

Naryanto, N.S. 2002. Evaluasi dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Pulau Jawa Tahun 2001. BPPT. Jakarta.

Rosma Heryani , Dr. Paharuddin M.si, Drs. Samsu Arif M.Si, Analisis Kerawanan Banjir Berbasis Spasial Menggunakan AHP di Kabupaten Maros, Maros

Samsul Arifin, Ita Carolila, Cahol Winarso. 2006. Implementasi Penginderaan Jauh Dan SIG Untuk Inventarisasi Daerah Rawan Longsor, Lampung.

Sangadji, 2003. Formasi Geologi, Penggunaan Lahan, dan Pola Sebaran Aktivitas Penduduk di Jabodetabek. Skripsi. Departemen Tanah Fakultas Pertanian IPB.

Sarwono Hardjowinegoro, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta,

Sidle R.C and Dhakal, a.S. 2003. Recent Advances in the spasial and temporal modeling of shaloow landlies. http://www.mssanZ.org.au/MOD SIM03/Volume_02/A11/08_sidle.pd

Sinukaban, Naik 2007. Konservasi Tanah dan Air. Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Direktorat RLPS, Jakarta

Sitanala Arsyad, 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Sitorus, S., 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito, Bandung.

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air . Andi Offset. Jogyakarta,

Sutikno, 1997. Penanggulangan Tanah Longsor. Bahan Penyuluhan Bencana Alam Gerakan Tanah. Jakarta.

Sutopo Purwo Nugroho, 2017, Talkshow Menuju Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.” https://www.bnpb.go.id/home/detail/3330/Talkshow-Menuju-Hari-Kesiapsiagaan-Bencana-Nasional, Diakses Tanggal 30 Maret 2017

Yunianto, 2011. Analisis Kerawanan Tanah Longsor Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh di Kabupaten Bogor, IPB.




DOI: https://doi.org/10.33096/agrotek.v2i1.45

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Chaeril Chaeril, Amir Tjoneng, Saida Saida

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

___________________________________________________________
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian
ISSN 2581-3021
Published by Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0