STRATEGI BAURAN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KERUPUK DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG

Abstract

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, memiliki pangan lokal khas berupa dangke yang telah dikenal sejak masa penjajahan dan menjadi identitas etnis Massenrempulu sekaligus sumber ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pengolahan dangke menjadi kerupuk dangke pada Usaha Kerupuk Dangke Rosma, menganalisis jumlah produksi dan pendapatan, mengkaji strategi bauran pemasaran, serta menghitung nilai tambah dari proses pengolahannya. Penelitian dilakukan di Desa Mandatte, Kecamatan Anggeraja, dengan responden konsumen sebanyak 30 orang dan informan pemilik usaha serta karyawan produksi dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan kerupuk dangke dimulai dari pemilihan dangke sebanyak 10 gram per unit produksi, pencampuran bahan tambahan menggunakan mixer selama satu jam, penggorengan dengan cetakan kaktus, dan pengemasan produk berbobot 160 gram. Usaha ini memproduksi kerupuk dangke empat kali setiap bulan dengan total 1.200 kemasan, menghasilkan pendapatan bulanan sebesar Rp 5.224.777. Strategi bauran pemasaran 4P telah diterapkan dengan baik, meliputi kualitas produk yang khas dengan kemasan menarik, harga yang kompetitif, lokasi penjualan yang mudah dijangkau, serta promosi sederhana melalui penjualan langsung dan rekomendasi dari mulut ke mulut. Analisis nilai tambah menunjukkan bahwa rasio nilai tambah mencapai 64,19 persen, mengindikasikan kategori nilai tambah tinggi karena melebihi 50 persen. Temuan ini menunjukkan bahwa usaha kerupuk dangke memiliki prospek ekonomi yang baik, didukung oleh proses produksi yang terstandar, strategi pemasaran yang efektif, dan nilai tambah yang tinggi pada komoditas pangan lokal khas Enrekang.